TeraNews Olahraga – Mohamed Salah, mesin gol Liverpool, tengah mengalami paceklik gol yang cukup mengkhawatirkan. Empat laga berlalu tanpa satu pun gol tercipta, sebuah rekor buruk yang belum pernah terjadi dalam lebih dari dua tahun terakhir. Ketajamannya yang biasanya mematikan seakan sirna, meninggalkan pertanyaan besar di benak para pendukung The Reds.
Puncaknya terlihat saat laga melawan Fulham. Umpan silang Luis Diaz yang ditujukan untuknya berakhir dengan tendangan Salah yang jauh dari sasaran, disambut cemoohan pendukung tuan rumah. Momen ini menjadi simbol kesulitan yang tengah dihadapi sang bintang asal Mesir. Padahal, sepanjang musim ini, Salah telah menunjukkan performa impresif dengan torehan gol yang melimpah di berbagai kompetisi. Namun, dari tujuh laga terakhir, hanya dua golnya yang berasal dari titik putih.

Kontraknya yang akan habis akhir musim ini dan negosiasi perpanjangan yang masih berjalan, ditambah faktor usia (akan berusia 33 tahun musim panas ini), turut menambah bumbu spekulasi. Meski catatan 22 assist musim ini terbilang fantastis, namun kekeringan gol dalam enam laga terakhir menjadi sorotan utama.
Namun, penurunan performa ini bukan hal baru. Dalam beberapa musim terakhir, Salah kerap mengalami penurunan produktivitas di penghujung musim. Musim lalu, hanya tiga gol dari 10 laga terakhir; musim 2021/22, empat gol dari 20 laga penutup musim. Tren serupa juga terlihat di musim 2019/20 dan 2018/19. Namun, ada juga musim di mana ia tetap tajam di akhir musim, seperti mencetak tujuh gol dalam 10 laga terakhir pada musim 2022/23.
Perubahan gaya bermain di bawah arahan pelatih baru, Arne Slot, juga menjadi pertimbangan. Slot memang fokus mengalirkan bola ke Salah agar mencetak gol atau memberikan assist, tetapi taktik ini belum berjalan efektif belakangan ini. Puncaknya, Salah bahkan nihil tembakan dan peluang dalam final Piala Carabao melawan Newcastle. Laga melawan Fulham dan Everton juga hanya menyajikan satu peluang saja. Jumlah tembakan per pertandingan yang biasanya di atas tiga, kini anjlok drastis.
Absennya beberapa pemain kunci seperti Trent Alexander-Arnold, Joe Gomez, dan Conor Bradley di lini belakang juga berpengaruh. Penggunaan Jarell Quansah dan Curtis Jones yang bukan bek sayap murni di posisi bek kanan membuat suplai bola ke Salah dari sisi kanan menjadi terbatas. Namun, kembalinya Bradley dan kemungkinan rotasi pemain di lini tengah diharapkan bisa mengembalikan performa Salah.
Meski begitu, statistik keseluruhan masih berpihak pada Salah. Dengan 54 keterlibatan gol (gol dan assist) dalam 45 penampilan musim ini, ia masih menjadi top skor dan top assist Liga Inggris. Arne Slot sendiri menyatakan tak khawatir dan percaya Salah akan kembali ke performa terbaiknya. Akankah sang bintang Mesir kembali bersinar? Kita tunggu saja.