TeraNews Indeks Hari ini – Selasa, 8 April 2025 menjadi hari yang kelam bagi investor di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles di angka 5.996,14, menukik tajam 7,90 persen dari posisi pembukaan di 6.510,62. Pergerakan dramatis ini bahkan sempat memicu trading halt di awal perdagangan. Data RTI Business mencatat koreksi massal: 672 saham melemah, hanya 30 yang menguat, sisanya stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp20,94 triliun dengan volume 22,78 miliar saham diperdagangkan.
Bukan hanya IHSG yang terpuruk. Seluruh indeks domestik ikut tergerus. IDX30 anjlok 8,83 persen ke 352,69, Sri-Kehati merosot 8,02 persen ke 315,77, LQ45 ambruk 9,09 persen ke 667,77, dan JII turun 8,43 persen menjadi 376,84. Keadaan ini meluas ke seluruh sektor. Sektor bahan baku memimpin penurunan dengan koreksi 10,54 persen, disusul teknologi (10,23 persen), siklikal (8,82 persen), industri (8,44 persen), infrastruktur (8,35 persen), dan energi (8,19 persen). Sektor transportasi, properti, kesehatan, keuangan, dan non-siklikal juga mengalami penurunan signifikan, masing-masing sebesar 7,89 persen, 6,97 persen, 5,92 persen, 5,73 persen, dan 4,97 persen.

Di tengah badai ini, beberapa saham justru mencuri perhatian. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (INDF), PT Ancara Logistics Indonesia Tbk (ALII), dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) menjadi top gainers. Sebaliknya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), dan PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) masuk daftar top losers. Saham yang paling aktif diperdagangkan adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI). Anjloknya IHSG ini tentu menjadi sorotan dan menimbulkan pertanyaan besar mengenai penyebabnya dan langkah apa yang akan diambil ke depannya.