TeraNews Bisnis – Presiden Donald Trump secara mengejutkan mengumumkan darurat ekonomi nasional pada Kamis (3/4) waktu Indonesia. Dalam pernyataan resmi dari Gedung Putih, Trump menuduh negara-negara asing telah memperlakukan AS dengan tidak adil dalam praktik perdagangan internasional. Pernyataan kontroversial ini langsung memicu spekulasi di pasar global.
Trump menyatakan bahwa negara-negara asing dengan senang hati mengekspor barang ke AS, namun secara bersamaan menerapkan berbagai hambatan perdagangan yang membuat produk-produk Amerika Serikat tidak kompetitif. "Saya menemukan bahwa kondisi yang mendasarinya, termasuk kurangnya timbal balik dalam hubungan perdagangan bilateral kita, tingkat tarif dan hambatan non-tarif yang berbeda, dan kebijakan ekonomi mitra dagang AS yang menekan upah dan konsumsi domestik, merupakan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa bagi keamanan nasional dan ekonomi Amerika Serikat," tegas Trump dalam pernyataannya yang dirilis pada 2 April 2025 waktu setempat.

Lebih lanjut, Trump menjelaskan bahwa ancaman tersebut berasal dari kebijakan ekonomi domestik mitra dagang utama AS dan ketidakseimbangan struktural dalam sistem perdagangan global. Sebagai respons, ia menyatakan keadaan darurat nasional untuk menghadapi ancaman ini. Trump juga menyinggung penandatanganan memorandum kebijakan perdagangan yang menyelidiki penyebab defisit perdagangan barang tahunan AS yang besar dan terus-menerus, serta meninjau praktik perdagangan tidak adil yang dilakukan negara lain. Ia juga merujuk pada memorandum Perdagangan Timbal Balik dan Tarif yang ditandatangani pada 13 Februari 2025.
Teranews.id melaporkan bahwa defisit anggaran yang dimaksud Trump adalah surplus impor AS sebesar US$1,2 triliun pada tahun 2024, sebuah rekor tertinggi dalam sejarah perdagangan AS. Namun, para ekonom berpendapat bahwa defisit perdagangan barang tidak sepenuhnya mencerminkan interaksi ekonomi AS dengan mitra dagangnya. AS, misalnya, mengalami surplus dalam sektor jasa pada tahun 2024 dengan nilai US$1,1 triliun, juga merupakan rekor tertinggi. Teranews.id menambahkan bahwa defisit perdagangan tersebut diimbangi oleh surplus dalam akun modal dan keuangan, yang mencakup transaksi aset asing dan pengampunan utang internasional. Pengumuman darurat ekonomi ini tentu akan memicu reaksi beragam dari negara-negara lain dan berdampak signifikan pada perekonomian global.