TeraNews Olahraga – Xabi Alonso, sang maestro lapangan hijau yang pernah menyaksikan "Keajaiban Istanbul" bersama Liverpool, kini menghadapi tantangan serupa, namun kali ini sebagai pelatih Bayer Leverkusen. Tugasnya? Membalikkan defisit tiga gol melawan raksasa Bayern Munich di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Misi yang oleh banyak pihak disebut mustahil.
Kekalahan telak 0-3 di leg pertama membuat Leverkusen membutuhkan lebih dari sekadar permainan apik. Mereka butuh keajaiban, sebuah replika "Keajaiban Istanbul" yang pernah mengantarkan Liverpool meraih gelar Liga Champions 2005. Kala itu, Alonso turut andil dalam comeback dramatis dari ketertinggalan 0-3 di babak pertama melawan AC Milan.

Namun, jalan menuju keajaiban kali ini jauh lebih terjal. Selain defisit gol yang menganga, Leverkusen juga dilanda masalah cedera. Florian Wirtz, gelandang kunci mereka, diragukan tampil akibat benturan keras di laga melawan Werder Bremen. Kondisi mental tim juga sedang terpuruk setelah menelan dua kekalahan beruntun, termasuk kekalahan memalukan 0-2 di kandang sendiri.
"Setelah kekalahan di Munich, kami ingin tampil segar, tetapi semuanya tidak berjalan sesuai rencana," aku Alonso, mengakui performa buruk timnya.
Di kubu Bayern, meski menang telak di leg pertama, mereka juga tak luput dari kekalahan mengejutkan 2-3 dari Bochum di akhir pekan. Harry Kane pun menegaskan kesiapan timnya untuk bangkit. "Kami harus menunjukkan respons di Leverkusen. Mereka juga ingin bangkit setelah dua kekalahan, jadi kami harus siap," tegasnya.
Ironisnya, Alonso bukanlah sosok asing dengan comeback dramatis. Sejak mengambil alih Leverkusen Oktober 2022, ia telah mengubah tim yang nyaris terdegradasi menjadi tim yang kompetitif. Musim lalu, Leverkusen hanya kalah sekali dalam 53 pertandingan dan mencetak 17 gol di waktu tambahan, bukti mentalitas juang yang tinggi.
Pertanyaannya kini, bisakah Alonso kembali menciptakan keajaiban? Bisakah Leverkusen mencetak minimal tiga gol tanpa kebobolan melawan salah satu tim terkuat Eropa? Jawabannya akan terungkap di BayArena, Rabu malam nanti. Pertandingan ini bukan sekadar laga sepak bola, melainkan pertarungan antara mimpi dan realita, antara harapan dan kepastian. Akankah Leverkusen menciptakan keajaiban Istanbul kedua? Kita tunggu saja.